Seorang warga menyoroti bahwa hampir semua rumah bernyanyi di Soppeng beroperasi tanpa izin keramaian yang sah.
Hal ini menyebabkan jam operasional yang tidak terkendali, bahkan beberapa tempat dilaporkan tetap buka hingga pukul 04:30 WITA, mendekati waktu salat subuh.
”Saat malam tiba, pemandangan kota Soppeng kerap dihiasi dengan wanita-wanita seksi yang berkeliaran di sekitar THM. Ini jelas mengganggu kenyamanan warga, terutama umat Muslim yang hendak melaksanakan ibadah salat subuh,” ungkap Seorang warga dengan nada geram.
Ia menegaskan bahwa pihaknya tidak melarang keberadaan THM sebagai bagian dari bisnis, namun menuntut adanya penertiban jam operasional.
”Ketika Kasat Intel mengeluarkan izin keramaian, harus ada poin-poin yang jelas dan tegas yang tidak boleh dilanggar para pengusaha THM. Salah satunya adalah jam operasional yang melampaui batas hingga subuh, karena ini bisa memicu gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat,” Ujarnya
Lebih lanjut, Warga menyinggung sosok Kapolres Soppeng yang juga dikenal sebagai seorang ustaz.
”Apalagi Bapak Kapolres Ustadz, alangkah tidak eloknya jika wilayah hukum Polres Soppeng membiarkan tempat hiburan malam beroperasi sampai subuh,” tambahnya dengan nada penuh sindiran.
”Ini bukan soal jumlah THM, tapi soal regulasi. Kami hanya meminta agar jam operasionalnya diatur dengan baik, jangan sampai mengganggu ketenangan dan kegiatan ibadah masyarakat,” pungkas Warga.
Kontroversi ini diprediksi akan memicu reaksi dari berbagai pihak, termasuk pengusaha hiburan malam di Soppeng yang merasa keberatan dengan aturan jam operasional yang ketat.
Akankah Polres Soppeng merespons tuntutan ini? Mari kita tunggu perkembangan lebih lanjut dari polemik yang kian memanas ini.(**)
