Narasifakta.id – Soppeng – Pasar Sentral Cabbenge, salah satu pusat perekonomian terbesar di Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan, kini memprihatinkan. Alih-alih menjadi lokasi yang tertata dan bersih, kondisi pasar justru semrawut dan kotor—mirip tempat pembuangan sampah.
Hasil pantauan tim Narasifakta pada Senin (30/6/2025) menunjukkan sejumlah persoalan krusial yang belum ditangani dengan serius. Penataan pedagang tidak teratur, drainase pasar rusak, dan tumpukan sampah terlihat di berbagai sudut area.
Ironisnya, pasar ini berada di Cabbenge—kampung halaman Bupati Soppeng. “Masak bupati sendiri orang Cabbenge, tapi tidak ada perhatian sama sekali ke kampung halamannya,” ujar seorang warga setempat dengan nada kecewa. Ia enggan disebutkan namanya, namun pernyataannya mewakili keresahan warga lainnya.
Sejumlah pedagang tampak berjualan hingga ke badan jalan dan emperan toko. Hal ini membuat akses pengunjung terganggu dan menimbulkan kemacetan, terutama pada pagi dan sore hari. “Sudah lama begini, tapi sepertinya dibiarkan saja,” kata seorang ibu rumah tangga yang rutin berbelanja di pasar tersebut.
Kondisi fisik pasar pun jauh dari layak. Drainase yang tak berfungsi mengakibatkan air limbah menggenang. Saat hujan turun, genangan air bercampur sampah menyebarkan bau tak sedap hingga ke pemukiman warga. “Lantainya becek dan licin, sangat berbahaya untuk orang tua dan anak-anak,” keluh seorang pedagang sayur.
Tumpukan sampah yang dibiarkan menambah daftar panjang persoalan. Selain mencemari lingkungan, kondisi ini berpotensi menjadi sumber penyakit. Pengunjung mengeluhkan banyaknya lalat, nyamuk, bahkan tikus yang berkeliaran di area pasar.
“Pasar ini bisa jauh lebih baik kalau dikelola serius. Jangan tunggu viral dulu baru pemerintah bergerak,” tegas seorang tokoh masyarakat setempat.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari Pemerintah Kabupaten Soppeng. Pertanyaan besar pun muncul: akankah pasar yang menjadi nadi ekonomi warga Cabbenge dibiarkan membusuk tanpa perhatian?
Redaksi Narasifakta.id